Pages

08 Juni 2013

Tips Cara Mengatasi Grogi Demam Panggung

<img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlWpDjAauUU3ApJUiob8Zw5xLyDufasfAULqSJoJ4H3-BX-4KEyET6VeInoiGcCPLU1XvwnotNA8ya0b8ihKPJvLb1FpD6-yTsWiGa0YAqTbMvkHoMvmcs9VUPv_dHvjEedcEFCodnX3Pe/s1600/stage+fright.jpg" alt="Demam Panggung"/>

Demam panggung atau biasa kita sebut grogi atau juga gugup, sering sekali kita alami di dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya waktu kita tampil di depan mimbar / panggung saja kita bisa terkena demam panggung, namun waktu kita bicara kepada orang yang belum kita kenal saja bisa grogi. Pasti terasa gemetaran atau deg-degan atau bahkan keluar keringat dingin.
Tapi demam panggung yang saya bahas kali ini identik dengan grogi pada saat kita tampil di depan banyak orang, misal nya waktu kita ada pentas, konser, lomba 17 agustus di panggung, nyanyi di depan panggung.
Sangat tidak mengenakkan, yang seharusnya sudah hafal teks, atau bahan yang sudah dipelajari, namu karena demam panggung semua bahan yang sudah ada di otak kita jadi hilang begitu saja.
Ini ada beberapa tips cara untuk mengatasi hal yang menyebalkan itu :

1. Yakin / Percaya Diri

Yakin pada kemapuan, dan juga yakin kepada bahan yang akan di bawakan. Keyakinan itu akan membuat kita jadi tampil layaknya kita latihan di rumah.

2. Menghirup Nafas Dalam Dalam

menghirup nafas yang dalam-dalam sebanyak 3 kali sampai 10 kali, biasa nya sangat manjur untuk menghilangkan grogi pada saat akan maju ke panggung. Kenapa bisa begitu ya ? Mungkin salah satu trik pengalihan perhatian kepada otak kita, yang dimana kita berfikir selalu merasa grogi, tapi karena kita menghirup nafas dalam-dalam tersebut, pikiran kita akan grogi menjadi hilang.

3. Merokok

Untuk yang punya kebiasaan merokok, mungkin ini salah satu jawabannya. Kadang merokok membuat kita jadi tenang, santai. Tapi bagi yang tidak punya kebiasaan merokok,  jangan lakukan hal ini karena akan membuat anda semakin pusing.

4. Rileks

Rileks dan santai juga akan membuat perasaan grogi kita hilang. karena dengan rileks, kita bs juga dengan tenang menyampaikan bahan kita di depan panggung.

5. Jangan Panik

Kepanikan pada saat akan tampil akan berakibat fatal, oleh karena itu harus hilangkan kepanikan itu. Tetap rileks.

6. Anggap Seperti Latihan

Nah ini juga menjadi kunci kita menjadi tidak grogi. Pada saat anda tampil, anggap saja seperti halnya anda latihan di rumah. Perasaan grogi anda pasti akan hilang.

7. Hypnoterapi

Caranya adalah dengan mengedukasi ulang pikiran bawah sadar anda. Pikiran bawah sadar memunculkan perasaaan grogi karena ada maksud baik dibelakangnya. Mungkin saja ketika anda kecil, anda sering disalahkan oleh ortu anda  , dan ketika anda dimarahi mata ortu anda melotot dan hal itu membuat anda takut. Nah pikiran bawah sadar, membuat kamu grogi, karena takut hal yang kamu alami ketika masa kecil itu terulang lagi. Pikiran bawah sadar secara tak langsung menganggap mata audience seperti mata ortu kamu yang galak dan kamu juga takut disalahkan oleh audience dengan cara kamu berbicara dan sebagainya.

Demam Panggung, siapa takut....


13 komentar:

  1. Ini ni, harusnya anak-anak Indonesia pandai bicara dan bertindak .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mas hehe. mksih sudah mampir :D

      Hapus
  2. memperbanyak tampil di depan umum merupakan pengalamn terbaik dalam menghilangkan demam panggung. ada juga yang mengatakan liat di atas kepala hadirin merupakan langkah awal mengatasi hal tersebut. jika sudah terbiasa maka ditingkatkan dengan melihat penonton.

    BalasHapus
  3. bisa juga belajar di www.womenmagnet.com / youtube ID womenmagnetdotcom

    BalasHapus
  4. Intix hrs PD,dg PD scara otomatis qt terlihat hebat saat tampil

    BalasHapus
  5. Iya nih, padahal sering ikut lomba, tapi tetep aja si racun grogi itu tetep muncul

    BalasHapus
  6. Saya ingin stand up comedy saya gerogi melulu...

    BalasHapus
  7. Udah sering nampil tapi tetap aja grogi gimana tuh?

    BalasHapus
  8. Menurut saya yang paling menarik adalah poin terakhir (7), dan untuk penerapannya apakah perlu bantuan psikolog? Terima kasih

    BalasHapus